Tugas-3-Feasibility-Study

Nama : Darvin Exaudi Simanjuntak

NRP : 5025211172

Kelas : APSI (D)

  Feasibility Study

Pengertian Feasibility Study
Feasibility study adalah studi analisis yang digunakan untuk mengukur dan menilai tingkat kelayakan pada sebuah proyek. Kegiatan ini dilakukan untuk dapat mengetahui seberapa layak suatu rencana proyek tersebut. Feasibility sangatlah penting bagi perusahaan karena dapat membantu memberitahu persepsi tentang apa saja manfaat yang diterima dari proyek tersebut.

Waktu tepat untuk perusahaan melakukan feasibility study adalah pada masa awal proyek dimulai terutama saat tahap desain perencanaan. Bagi perusahaan ternama, feasibility study dibuat untuk mengevaluasi dan menguji kelemahan dan kekuatan dari sebuah rencana proyek secara faktual.

Lalu, hasil dari feasibility study juga dapat membantu perusahaan dalam mengetahui serta menilai ancaman dan peluang yang ada di lingkungan sekitar, kebutuhan sumber daya, dan keberhasilan. Oleh karena itu, faktor-faktor utama pada proses studi ini meliputi pertimbangan dalam hal ekonomi, hukum, teknis, dan penjadwalan.

Jenis - Jenis Feasibility Study

1. Economic Feasibility Study
Jenis pertama feasibility study adalah dari sisi ekonomi. Pada umumnya, jenis studi kelayakan ini melibatkan analisis pengeluaran biaya dan membantu perusahaan dalam menilai kelayakan proyek sebelum modal keuangan digunakan.

Economic feasibility study juga berperan sebagai tolak ukur kemampuan proyek dan dapat meningkatkan kredibilitas proyek. Hasilnya, perusahaan mampu dalam mengambil keputusan, sehingga nantinya proyek tersebut dapat berdampak positif bagi ekonomi perusahaan.

2. Technical Feasibility Study
Jenis studi kelayakan ini bertumpu pada kapasitas teknis di perusahaan. Technical feasibility study bisa membantu perusahaan dalam menentukan apakah kapasitas teknis telah memenuhi sumber daya yang diperlukan untuk proyek dan mampu merubah konsep menjadi sistem kerja terbaik.

Studi kelayakan teknis juga meliputi evaluasi terhadap software, hardware, dan aspek teknis lainnya yang dicanangkan pada saat tahap perencanaan proyek.

3. Operational Feasibility Study
Operational feasibility study adalah studi analisis terkait penilaian pelaksanaan sebuah proyek dapat dipenuhi secara maksimal atau tidak. Jenis studi kelayakan ini juga dapat memverifikasi sejauh mana rencana proyek telah memenuhi persyaratan, dalam hal ini adalah pada tahap analisis pengembangan proyek.

4. Legal Feasibility Study
Jenis studi kelayakan terakhir adalah legal feasibility study. Studi ini digunakan guna mengidentifikasi faktor-faktor dalam proyek yang bertolak belakang dengan ketentuan hukum yaitu undang-undang.

Studi Kasus Pembuatan Restoran
Seorang pengusaha bernama Andi ingin membuka sebuah cafe di Mulyorejo. Dia telah mengidentifikasi lokasi yang ideal untuk cafe tersebut dan akan membutuhkan modal sebesar Rp 500.000.000 untuk membeli peralatan, membayar sewa, dan membiayai operasional selama setahun. Andi ingin mengetahui apakah proyek ini layak dan menghasilkan keuntungan yang memadai.

a. Hitungan PV

Andi memproyeksikan bahwa cafe tersebut akan menghasilkan pendapatan sebesar Rp 1.000.000.000 dalam satu tahun pertama dan pertumbuhan pendapatan sebesar 5% per tahun selama 5 tahun berikutnya. Dia juga memperkirakan biaya operasional tahunan sebesar Rp 800.000.000. Dengan menggunakan tingkat diskonto sebesar 10%, maka hitungan PV dari proyek cafe tersebut adalah sebagai berikut:

PV = (Rp 1.000.000.000 / (1+0,1)^1) + ((Rp 1.050.000.000 / (1+0,1)^2) + (Rp 1.102.500.000 / (1+0,1)^3) + (Rp 1.157.625.000 / (1+0,1)^4) + (Rp 1.215.506.250 / (1+0,1)^5)) - Rp 500.000.000
PV = Rp 1.332.551.295,36

b. Hitungan ROI

ROI (Return on Investment) menghitung persentase pengembalian modal investasi dalam satu tahun. Dalam kasus ini, ROI dari cafe Andi adalah sebagai berikut:

ROI = ((Rp 1.000.000.000 - Rp 800.000.000) / Rp 500.000.000) x 100%
ROI = 40%

Dalam satu tahun, cafe Andi akan mengembalikan modal investasi sebesar 40%.

c. Hitungan BEP

BEP (Break Even Point) adalah titik di mana pendapatan sama dengan biaya, sehingga tidak ada keuntungan atau kerugian. Dalam kasus ini, BEP dari cafe Andi adalah sebagai berikut:

BEP = Rp 800.000.000 / (Rp 1.000.000.000 - Rp 800.000.000) x 100%
BEP = 44,44%

Cafe Andi harus menjual sebanyak 44,44% dari kapasitas maksimumnya untuk mencapai titik impas.

d. Hitungan NPV

Dalam hitungan PV sebelumnya, telah didapatkan nilai PV sebesar Rp 1.332.551.295,36. Dengan menggunakan rumus NPV, maka hasilnya adalah sebagai berikut:

NPV = PV - modal investasi
NPV = Rp 1.332.551.295,36 - Rp 500.000.000
NPV = Rp 832.551.295,36

Dengan hasil NPV yang positif, maka proyek cafe Andi layak untuk dilaksanakan.

Referensi
https://fajarbaskoro.blogspot.com/2018/10/apsi-feasibility-study.html
https://www.pengadaanbarang.co.id/2021/04/feasibility-study-adalah.html
https://pintu.co.id/blog/pengertian-feasibiliy-study-adalah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas-APSI-8-Data-Modelling

Tugas-APSI-7-Process-Modelling

Tugas-APSI-1-Sistem Informasi